Sampel berikutnya adalah apa yang disampaikan wakil ketua MPR, Hajriyanto Tohari dalam sebuah seminar di Jakarta. Menurutnya, anggaran belanja negara selama ini sudah dipatok bukan untuk rakyat. Tapi, untuk gaji birokrat. Dari sekitar 1200 trilyun APBN, sekitar 60 persennya untuk gaji birokrat, 20 persen untuk bayar utang berikut bunganya, dan sisanya untuk membangun infrastruktur dan sejenisnya.
Jadi, porsi rakyat ada di belahan kue 20 persen itu. Sementara yang porsi besarnya (80 persen) untuk bayar utang dan birokrat, termasuk para elit negara. Padahal, jumlah birokrat hanya 4,5 persen dari jumlah penduduk di Indonesia. Dan yang lebih parah lagi, ada di APBD atau anggaran daerah. Hampir 90 persen porsinya ditujukan untuk bayar gaji birokrat. Sisanya baru untuk rakyat.
Itu pun belum termasuk anggaran yang dikorupsi, dimanipulasi dalam bentuk KKN dan sejenisnya. Jadi, secara sistematis, uang yang berasal dari rakyat ‘dimanipulasi’ sedemikian rupa dan secara konstitusional digunakan sebesar-besarnya untuk birokrat dan kroninya.
Inilah negeri kaya yang sudah Allah anugerahkan begitu banyak kelimpahan. Tapi, penyelenggara negara dan orang-orang yang berada di sekitarnya secara jama’i telah merampoknya habis-habisan. Penduduknya ditakut-takuti dengan hantu terorisme yang manipulatif, dibodohi dengan ajaran pluralisme dan kebebasan, serta dijauhi dari nilai-nilai Islam. Mnh/berbagai sumber
Jadi, porsi rakyat ada di belahan kue 20 persen itu. Sementara yang porsi besarnya (80 persen) untuk bayar utang dan birokrat, termasuk para elit negara. Padahal, jumlah birokrat hanya 4,5 persen dari jumlah penduduk di Indonesia. Dan yang lebih parah lagi, ada di APBD atau anggaran daerah. Hampir 90 persen porsinya ditujukan untuk bayar gaji birokrat. Sisanya baru untuk rakyat.
Itu pun belum termasuk anggaran yang dikorupsi, dimanipulasi dalam bentuk KKN dan sejenisnya. Jadi, secara sistematis, uang yang berasal dari rakyat ‘dimanipulasi’ sedemikian rupa dan secara konstitusional digunakan sebesar-besarnya untuk birokrat dan kroninya.
Inilah negeri kaya yang sudah Allah anugerahkan begitu banyak kelimpahan. Tapi, penyelenggara negara dan orang-orang yang berada di sekitarnya secara jama’i telah merampoknya habis-habisan. Penduduknya ditakut-takuti dengan hantu terorisme yang manipulatif, dibodohi dengan ajaran pluralisme dan kebebasan, serta dijauhi dari nilai-nilai Islam. Mnh/berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar